Assalamu'alaykum warohmatullahi wabarokatuh.
Finally i'm done! 2 tahun lamanya saya mengabdi di tanah timur Indonesia ini. Gak kebayang sih bisa sampe sini. Dulu sewaktu detik-detik pembagian lokus daerah penempatan pas pembekalan di Pusdikkes Jakarta, saya berdoa tuh semoga dapat penempatan di Sidoarjo, Jawa Barat. Kebetulan pas di batch kita (batch IV) ada lokus disana. Setiap saat setiap hari saya berdoa tuh biar dapat disana aja. Saya gak bisa ngebayangin kalau nantinya dapat yang jauh. Boro-boro Papua dah, Kalimantan sama Sulawesi aja udah kejauhan menurut saya.
Tapi Allah berkehendak lain. Pilihan yang menurut saya bagus tuh disana, beda dengan pilihan Allah. Dan memang pilihan tepat yang Allah berikan saya dapat penempatannya di Papua. Mungkin Allah bilang gini dulu sewaktu saya berdoa "Ya ampun nay, sekali-kali tu kamu berkelana jauh dulu, merasakan kehidupan orang lain yang tidak sama dengan kehidupanmu. Kamu rasakan dulu gimana susahnya hidup. Gak ada sinyal, gak ada listrik, gak ada makanan. Kamu harus berjuang dulu."
Banyak experience yang saya dapat disetiap daerah yang saya kunjungi dan wisata alamnya juga keren buangeeeet! Ternyata inilah pilihan terbaik yang Allah berikan. Saya ingat, dulu saya pernah bermimpi kepengen banget suatu hari nanti saya bisa bertemu langsung dengan orang-orang asli Papua. Saya pengen tahu gimana kehidupan mereka. Saya pengen ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Dan oh my GOD, ini nyata terjadi.
Gak terasa waktu berjalan begitu cepat walaupun dijalankan begitu lama karena semua proses yang ada disini gak mudah, gak gampang, butuh persiapan diri yang gak cuma persiapan fisik dan pikiran tapi juga hati. Ini experience yang sesungguhnya yang dilalui disini. Saya memang tidak sendiri, saya disini bersama dengan tim. Kebetulan kita ada bertujuh. Dan itu yang gak mudah dilalui dengan 7 orang yang isi kepalanya beda, dengan sifat dan sikap yang sangat berbeda, dari suku dan daerah yang berbeda juga yang disatukan dalam rumah dinas yang 24 jam berinteraksi terus selama 2 tahun.
Puji dan syukur yang tiada hentinya terucap baik lisan maupun dalam hati untuk semua kebaikan, keberkahan dan rahmat yang Allah berikan selama saya berada di tanah Papua ini. Dipertemukan dengan orang-orang yang baik, tulus dan bisa menerima saya apa adanya. Padahal saya siapa? Keluarga bukan. Saya bukan siapa-siapa mereka. Gak terlintas di pikiran saya mendapatkan ini semua. Rasanya kayak mimpi. Alhamdulillah yaa Allah. Terimakasih yaa Rabb 😇
Terimakasih buat Paman Jhon (Kepala Puskesmas) beserta istri Kak Natalia (teman seprofesi) yang menerima kami selama berada di wejim, bagiin kami ikan gratis dll.
Terimakasih buat masyarakat wejim yang telah menerima kami selama berada di kampung wejim, bantuin kami angkat barang-barang dari kapal, bagiin kami ikan, sayuran, rica dan pisang. Kalian bukti nyata bagi saya kalau masyarakat Papua itu baik, ramah dan santun. Saya berdoa semoga Allah memberikan kehidupan yang layak untuk kalian semua Pace dan Mace. Semoga dengan adanya jaringan internet sekarang ini, mulai berkembanglah daerah wejim ini meski jauh dari kota, meski harus menempuh perjalanan lautan berjam-jam lamanya. Tetaplah tinggal di tanah kelahiran kita sendiri, Indonesia. Jagalah setiap pulau-pulau yang ada di dalamnya. Tetap berlakukan sistem SASI di darat dan di laut agar terjaga kelestarian alam dan ekosistem lautan. (SASI = larangan pengambilan hasil alam dan laut yang sembarangan/tidak tepat/merusak). Esok, listrik akan disalurkan. Pembangunan dermaga direalisasikan. Berkembanglah sesuai apa adanya kalian. Tetaplah jadi masyarakat yang sederhana, santun dan apa adanya. Welcome lah untuk pendatang yang bertujuan untuk membangun. Kritislah dan waspadai untuk pendatang yang berniat merusak atau mengambil keuntungan pribadi. Saya bangga, terharu dan merasa terhormat bisa menjadi bagian dari kalian selama 2 tahun ini. Terimakasih sudah menghormati dan mengerti bahwa kita beda keyakinan tapi kalian masih menghargai apa yang dilarang dari keyakinan kami. Jika suatu hari nanti kita bertemu lagi di lain waktu dan tempat, camkanlah dalam hati kalian kalau saya pernah jadi suster kalian di wejim, tegur sapa bahkan coleklah saya jikalau saya tiba-tiba lupa. In Syaa Allah saya akan ingat semua kenangan selama saya berada di wejim.
Terimakasih Citra dan Mace (mama citra) yang selalu berbaik hati memberikan tumpangan rumah selama berada di Kota Sorong. Semoga Allah membalas kebaikan Mace dan keluarga 😇
Terimakasih Mama Caca, Bapak, Mama Mila, Nenek, Kak Nur, Kak Ima, Kak Cika, Melani, Azam, Ifah, Dayat, Amalia, seluruh keluarga baru yang saya temui di Kota Sorong, Ma Syaa Allah kalian adalah keluarga terbaik yang saya temui di Papua. Terimakasih atas segala kebaikan hati dan ketulusan yang kalian berikan, saya sudah diterima dan dianggap sebagai keluarga sendiri. Semoga Allah membalas segala kebaikan kalian, dimurahkan rezeki, dipermudah segala urusan dunia, sehat selalu, keberkahan dalam keluarga. Speechless, gak tau mau ngomong apa saking bersyukurnya bisa mengenal kalian semua. Yaa Allah berkahilah keluarga mama angkatku di Sorong, Papua Barat. Buat Dayat, Amalia, Melani, Azam dan Ifah, rajin-rajin terus belajarnya, jadilah anak yang berguna bagi keluarga dan sekitarnya, capailah cita-cita yang kalian impikan. Semoga suatu hari nanti kita bisa bertemu lagi dilain waktu dan cerita baru.
Terimakasih buat mas trio yang selalu membantu, memberikan nasehat, bersikap netral dan apa adanya.
Terimakasih buat mas Iffan yang selalu membantu selama di Papua. Selalu mau di minta tolongin beli ini dan itu.
Terimakasih buat bang Rusli atas bantuannya selama ini di Papua.
Terimakasih Yuni, temen sekamar 1 tahun terakhir di Papua yang buat suasana semakin berwarna dan banyak hal yang kita lalui, sedih, senang, badmood udah khatam rasanya dan buat saya semakin berfikir kalau di dunia ini banyak sekali perbedaan dan itu yang membuat kita harus semakin dewasa dalam menyikapi berbagai hal. Saya banyak belajar juga dari kamu selama ini tentang artinya sahabat. Tak harus sama yang menjadikan kita bersama karena berbeda juga dapat menyatukan. Justru dari perbedaan itu kita belajar banyak hal tentang warna persahabatan. Sehat selalu yaa, yun. Muah.
Terimakasih Arafah atas bantuan urusan dapur selama kita masak dulu, saya banyak belajar dari kamu, sikap dewasamu.
Terimakasih Wanda, keceriaanmu bisa membuat suasana di rumah dinas jadi ramai.
Banyak pelajaran yang saya dapatkan disini. Walaupun gak terucap, jauh dalam lubuk hati saya menyayangi kalian semua.
Hingga esok kemana lagi langkah kaki ini menuju, kisah kita saya jadikan pengalaman hidup untuk bisa lebih baik lagi. Mari kita sukses bersama teman-temanku 🤗🤗😊
Bagiku, Papua adalah salah satu tempat yang menjadi saksi yang membuat aku berubah. Pengalaman hidup yang berkesan dan tak terlupakan. Bahagia sekaligus bangga bisa menginjakkan kaki di bumi Cendrawasih ini.
Naymah Nasution